masukkan script iklan disini
![]() |
Raja Pradigjaya mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Riau. (Foto: untuk antena.id). |
Kepri, antena.id - Raja Pradigjaya mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Riau yang bekuliah di Pekanbaru menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintahan Provinsi Kepri terkait beasiswa.
Tekait hal itu, kata dia, sudah sekian lama mahasiswa Kepri menunggu penginformasian beasiswa tahun 2025, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan dan transparansi. Masalah transparansi semakin diperburuk oleh lambatnya penginformasian pembukaan beasiswa.
Masa penantian yang tak menentu ini menjadi siksaan tersendiri. Banyak dari mereka yang berada dalam kondisi tidak menentu, hanya karena belum ada kepastian dari pihak penyelenggara.
Situasi ini menambah tekanan, terutama ketika peralihan semester nantinya yang diharuskan membayar uang kuliah tunggal, tetapi tidak memiliki kepastian pendanaan.
Mengapa ini terjadi? Dalam diskusi singkat dengan beberapa mahasiswa Kepri Pekanbaru isu ketidakpastian penyaluran beasiswa Pemprov Kepri menyeruak beberapa kesimpulan yang salah satu penyebabnya adalah pengalihan anggaran beasiswa ke program lain.
Hal ini memicu ketidakpuasan dari penerima. Kami berencana untuk mengajukan audiensi dengan kepada Biro Kesejahteraan Masyarakat menuntut transparansi terhadap beasiswa terkait alasan keterlambatan penginformasian dan pengurangan beasiswa.
Lanjut lagi, ia mengatakan dalam komunikasi singkat dengan admin beasiswa Kepri pada tanggal 06 maret 2025 lalu, menyampaikan keterlambatan penginformasian beasiswa ini terhalang karena banyaknya menteri datang ke Kepri terutama Menteri Kesehatan yang berkunjung ke Anambas bersama staf khusus presiden, serta persiapan mudik, dan mengenai pengurangan beasiswa tahun ini untuk mahasiswa karena setelah dicrosscheck ada beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan beasiswa dengan semestinya.
"Alasan yang tidak rasional ini terus dilontar untuk menutupi kejanggalan terhadap keterlambatan dan pengurangan beasiswa," sebut, Raja Pradigjaya mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Riau, Rabu, 16 April 2025.
Meski begitu, di tengah kekecewaan yang meluas, secercah harapan masih tersisa. Mahasiswa sangat optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat, sistem seleksi dan pengelolaan anggaran beasiswa bisa diperbaiki. Mereka berharap bahwa perbaikan dalam transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi manajemen akan menciptakan proses yang lebih adil dan mendukung pengembangan pendidikan secara berkelanjutan.
Tindakan cepat dan strategis sangat diperlukan. Jika tidak, pemprov hanya akan menjadi catatan kelam dalam perjalanan pendidikan Kepri, di mana kebijakan yang buruk dan manajemen yang amburadul mengorbankan masa depan ribuan mahasiswa yang berharap pada program ini.
(Fai)