masukkan script iklan disini
 |
| Pulau Tiangau, Kepulauan Anambas (foto: antena.id). |
Ari (26), penduduk asli Kepulauan Anambas dari keluarga sederhana memutuskan menjadi seorang nelayan sebagai pendapatan mata pencaharian di tengah himpitan ekonomi yang begitu sulit.
Lapangan pekerjaan sempit, ikan semakin sedikit. Kata Ari, tempat penangkapan nelayan semakin jauh dari pulau-pulau Kepulauan Anambas yang tidak menguntungkan dengan perahu kecil.
Ikan kehilangan habitat dan kerusakan terumbu karang yang membuat ikan tidak punya tempat berkembang biak.
Hal itu disebabkan penangkapan yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan laut dimasa lalu, membuat terumbu karang rusak dan patah.
Ia berharap, pemerintah dan konservasi di sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan dukungan berbasis masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya alam (SDA) di Perairan Kepulauan Anambas dan melindungi ekosistem laut secara kolaborasi.
Tidak hanya diberi pengertian, kata dia, warga juga diajak memulihkan dan menjaga terumbu karang untuk kehidupan dimasa akan datang.
"Konservasi memang harus melibatkan warga secara aktif," kata Ari, di Tarempa, Rabu, 11 Desember 2024.
Sementara itu, harapan untuk pelestarian terumbu karang ini tentunya akan pupus apabila tidak dilakukan, mengingat pembentukan ekosistem terumbu karang memakan waktu yang sangat panjang hingga ratusan tahun lamanya.
Terlebih, kata dia, sumber daya terumbu karang dan ekosistemnya itu memiliki kekayaan alam yang bernilai tinggi. Sehingga diperlukan pengelolaan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
(Fai)
