masukkan script iklan disini
Anambas, antena.id - Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Salah satunya Kepulauan Anambas, daerah yang berada di Provinsi Kepulauan Riau ini dikenal Batik Cual, yaitu warisan budaya kain tenun tradisional.
Dari kehidupan masyarakat setempat, seni membuat kain telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad di daerah ini.
Batik Cual menjadi salah satu bentuk seni tenun tradisional yang memiliki sejarah dan kekayaan budaya mendalam. Terkenal sebagai salah satu produk kerajinan kain tenun asal Kepulauan Anambas.
Isye Kurnia Ningsih, 64, warga Desa Rintis, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, masih aktif dan produktif menghasilkan karya olahan tenunnya sejak tahun 2013 hingga sekarang.
Hasil tenun yang diberi nama Mak Eteh ini sering diborong oleh wisatawan asing dan masyarakat dari luar Anambas.
Proses pengerjaan menenun memakan waktu yang lama, sebab memiliki ketelitian, keterampilan, serta kualitas adalah yang diutamakan.
Isye Kurnia, menyebut, kain tenun tradisional yang dibuat dengan teknik menyisipkan benang perak, emas, atau benang warna di atas benang berkualitas terbaik menjadi hasil kain tenun berkualitas tinggi yang disebut kain Cual Anambas.
Sementara itu, proses kerajinan tangan Cual Anambas ini dibuat dengan benang-benang berkulitas terbaik dan membutuhkan ketelatenan serta keterampilan khusus.
Sedangkan, alat yang digunakan untuk menenun benang menjadi kain secara manual, kata Isye Kurnia, dilakukan tanpa menggunakan mesin dan bekerja dengan cara menarik pengisi benang melintasi benang utama dengan kawat penyelaras yang bergerak dari kiri ke kanan dan sebaliknya.
Alat tenun dioperasikan dengan menggerakkan injak-injak dengan kaki, yang membuat benang itu naik turun dan membentuk pola kain dengan benang. Hal ini dilakukan secara bergantian sehingga membentuk kain tenun Cual Anambas yang diinginkan.
"Untuk kain tenun ini beragam, satu pasang kain tenun dibanderol dengan harga Rp 2,5 juta untuk yang standarnya," sebut, Isye Kurnia Ningsih.
Selain itu, ia mengatakan melestarikan budaya batik di Kepulauan Anambas, juga sebagai sarana edukasi dan rekreasi. Bentuk inovasi yang menarik dan juga mendukung lahirnya generasi muda sadar budaya di masa depan.
Sarana edukasi, rekreasi dan inovasi kerajinan tenun Batik Cual Anambas perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, khususnya di promosi pariwisata dan UMKM dan dukungan pemuda melenial di daerah ini.
Tidak hanya itu saja, produksi kain tenun Batik Cual Anambas juga dapat dijadikan pendapatan ekonomi masyarakat setempat dengan peningkatan usaha produktif atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
(Fai)