• Jelajahi

    Copyright © antena.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan Pemda




    Kondisi Psikis Ibu dari Jasad Bayi yang Ditemukan Semakin Memburuk

    14/07/24, 19:40 WIB Last Updated 2024-07-14T22:20:48Z
    masukkan script iklan disini

    Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kepulauan Anambas, Erdawati.

    Anambas, antena.id - Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kepulauan Anambas, Erdawati, mengaku prihatin dengan kasus perempuan di bawah umur inisial M (16) yang terjerat hukum pembuangan jasad bayinya.


    Menurut dia, kasus tersebut, selain menjadi pelaku dalam kasus itu, M (16) juga sempat menjadi korban asusila.

    Perempuan di bawah umur berinisial M (16)  kini mengalami trauma dan ketakutan, sehingga pihaknya memberikan pendampingan psikologi maupun hukum.

    "Kondisi pelaku belum stabil, tertekan, masih trauma, susah diajak berkomunikasi," terang, Erdawati, P2TP2A, Kabupaten Kepulauan Anambas, saat dikonfirmasi, antena.id, di Tarempa, Minggu, 14 Juli 2024.

    Erdawati, menegaskan, pendampingan tersebut diberikan pihaknya kepada M (16) hingga traumanya bisa pulih kembali. Untuk itu, pihaknya akan tetap memberikan pendampingan.

    Kendati demikian, untuk menganalisis hal tersebut, perlu pengawasan dan pendampingan secara betahap.

    Lebih lanjut, Erdawati, mengatakan, kasus itu mencuat setelah M (16) dibawa dan diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan atas perbuatannya.

    Dengan kasus itu, menunjukkan pentingnya peran P2TP2A dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan bagi perempuan dan anak- anak menjadi korban kekerasan, khususnya kasus M (16) di Kabupaten Kepulauan Anambas.

    Menurutnya, persoalan kasus itu perlu dukungan moral bersama, mengingat persoalan kasus anak di daerah ini sering terjadi.

    Diketahui, M (16) dihamili dibulan November 2023 lalu, dan melahirkan bayi perempuan tanggal 07 Juli 2024.

    Bayi tersebut ditemukan meninggal oleh warga, Kelurahan Tarempa,  yang tinggal tidak jauh dari lokasi penemuan yang tergeletak di atas tumpukan tanah, Jumat, (12/7).

    "Setelah saya asesment dengan pendekatan kognitif dan persuasif M (16) mengalami pasca trauma dari apa yang dialaminya, ketakutan rasa malu dan tertekan dengan kejadian yang dialaminya yang mana menjadi pelaku pembunuhan bayi nya sendiri," ucap Erdawati.

    Hal ini tentunya, akan membentuk pribadi yang salah menjadi tidak percaya diri, yang mana kondisi M (16) tidak akan dapat pulih ke keadaan semula.

    " M (16), butuh proses pemulihan, bukan saja kepribadiannya secara emosi psikis mental, namun kesehatan jasmani tentunya membutuhkan penanganan pemulihan dari psikolog dan medis, kasih sayang dari keluarga terdekat dan tentunya lingkungan yang baik pula," ucapnya.

    (Fai)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini