Amran, Pemred Koranperbatasan |
Kepri, antena.id - MEREKA meninggalkan warisan dalam sejarah. Sisakan penjajah tampan, cantik dan mengaku kesatria, padahal merakalah para penghianat. Selangkah masuk, masuk lah! semakin banyak lawan bermuculan itu bagus, dari pada semakin banyak pecundang mengaku pahlawan.
Jika kau seorang gadis cantik berdandanlah, jangan terlihat galak. Menyatulah dalam barisan pasukan pemberani, ganas dan mematikan. Gunakan kecantikan mu berjuang taklukan dunia, begitu juga sebaliknya, jika kau seorang lelaki tampan. Menyatulah kalian kuasai dunia yang semakin hari semakin kacau, untuk diluruskan.
Ingatlah warisan, tidak ada tamu kehormatan, maupun istimewa. Jangan pernah berunding, apa lagi bekerjasama dengan yang mengaku tampan, cantik, dan kesatria, karena pengakuan mereka itu, adalah bukti nyata penghianatan. Tumbuh dan pulihlah dari sakit, bangkit dan berdirilah sebagai perisai negeri.
Kita semua pernah ingat celoteh Bung Karno, tentang pentingnya menjaga kehidupan sosial. Diantara rokok, kopi dan bangsa, sosok putra sang fajar ini mengatakan “Aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa, daripada pemuda kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri”.
Merdekakan cara berpikir, jangan terlalu kaku. Gunakan mata batin dan berma’rifatlah kepada Allah SWT. Agar pemikiran yang sering membawa narasi kaku berubah menjadi lebih mudah dicerna, sehingga muncul keinginan untuk memompa semangat perubahan.
94 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda pemudi Indonesia mengucap ikrar bersejarah. Dengan semangat perjuangan yang berkobar, berjanji untuk bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa satu, Indonesia.
Peristiwa hebat 94 tahun silam itu, para pemuda pemudi warisan bangsa ini telah berani bersumpah. Sumpah itu bukti nyata bahwa Indonesia adalah bangsa yang kuat, dengan generasi muda yang penuh semangat. Pemuda pemudi hari ini mesti cemerlang berpikir, mari berkontribusi, jangan sampai menjadi pengemis di rumah sendiri.
Bersatulah wahai pemuda pemudi, bangun Indonesia menjadi lebih baik lagi. Sebagaimana tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, menyeru kepada tanggungjawab besar dalam memperjuangkan marwah, serta menghidupkan kembali semangat NKRI, agar bisa menjadi tuan di negeri sendiri.
Kepulauan Riau negeri bertuah, lautnya luas indah berseri, mari bersama menjaga marwah, menjadi tuan di negeri sendiri. Semoga tulisan ini menginspirasi, selamat memperingati hari lahir sumpah pemuda, bersatu bangun bangsa.
Penulis : Amran