 |
| Johari, SH, Putra Jemaja, dengan pakaian sederhana, saat berada di pelabuhan, (sumber foto: Facebook Johari) |
Kepri, antena.id - Pagi itu, Sabtu, 02 April 2022, handphone pintar ku berdering 6 kali. Tersontak serta terkejut saat dilihat yang menghubungi adalah Pimpinan Redaksi (Pimred) Antena.id yang juga sekaligus Pemilik Media Metrosidik. Dia adalah Fitra Hadi, yang sedari tadi sudah menungguku di Tugu Proklamasi. Akupun bergegas bersiap menghampiri Jl. Merdeka tersebut.
Setibanya di sana, aku menerima telepon, yang di layar handphone ku tertulis nama Adinda Ochtian Syahreza, pemilik Gennews.id, yang ternyata akan ikut serta bersama kami.
Suasana cerah, cuaca mendukung, saat kami bertiga bertolak dari Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, sekira jam menunjukkan pukul 12.05 WIB menuju Dermaga II Telaga Punggur Kota Batam.
Di dalam ferry cepat MV. Oceana, kami melakukan aktivitas masing-masing. Pimred ku tidur, aku mengedit berita dan Adinda Reza sedang asik merokok sembari memandangi lautan.
Setelah sejam setengah, tibalah kami di bandar yang dibangun oleh PT. ASDP Indonesia (Persero). Kamipun melanjutkan perjalanan menggunakan Taxi menuju Nagoya Hill dengan estimasi waktu tempuh 30 menit. Dari jauh, aku melihat dengan samar-samar, sebuah plang yang menjadi tempat tujuan kami.
Makin dekat, semakin jelas, akhirnya terpampang langsung di depan mata, sebuah plang yang bertuliskan 'Notaris Johari, SH'.
Benar! Kantor inilah yang menjadi ujung perjalanan kami bertiga. Hajat datang untuk bersilaturahmi dan berdiskusi mengenai tanah kelahiran yang dicinta, yakni Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA).
Lebih kurang 10 Menit menunggu di depan bangunan bertingkat tersebut, keluarlah sosok yang pernah ikut dalam kontestasi politik tahun 2020 yang lampau. Dialah Johari, Calon Wakil Bupati (Cawabup) KKA, Paslon No 3 yang berpasangan dengan Ical.
Sembari High Five atau Tos Tinju, gaya interaksi khas era Covid-19, kami menuju sebuah caffe untuk seterusnya mengobrol panjang situasi dan kondisi Anambas hari ini. Dari soal politik hingga sumber daya manusia.
Johari, SH menggambarkan bahwa, dia merupakan seorang yang memiliki karakter politisi setengah akademik, "Sebagai orang hukum, saye tentu melihat dan mengedepankan sesuatu secare rasionalitas, bukan dengan emosional", ucap Pak Jo, sapaan akrabnya, di sela-sela obrolan.
Obrolan kami pun makin jauh, hingga membahas tentang pembangunan di KKA. Dia menilai, terkhusus kampung halamannya, Jemaja, dalam hal infrastruktur terdapat disparitas dan kesenjangan. Ini menjadi bukti, bahwa tidak meratanya pembangunan,
"Padahal dulu, waktu ingin mekar menjadi Kabupaten, jelas 30% Jemaja, 30% Palmatak, 40% Siantan", ujar Pak Jo menjelaskan komitmen porsi dari APBD
Satu jam lebih sedikit kami bersua, hingga tak terasa hari mulai petang, akan memasuki waktu maghrib, akhirnya kami berpisah.
Penulis : Wan Rendra Virgiawan
